China kini telah menjadi negara pasar mobil yang terbesar di dunia. Dengan banyaknya kendaraan setiap harinya, kini mereka berencana untuk menghentikan produksi serta penjualan mobil yang berbahan bakar bensin dan juga diesel.
Lewat wakil menteri industri dari negara tersebut mengatakan bahwa pihaknya tengah memulai penelitian yang relevan. Akan tetapi pemerintah masih belum memutuskan kapan waktu yang tepat untuk menerapkan kebijakan tersebut.
"Langkah-langkah yang diambil tersebut tentu akan berdampak besar untuk perubahan dalam perkembangan industri mobil kita," kata Xin Guboin kepada Xinhua yang dikutip BBC hari Senin (11/09/2017).
Pada tahun 2016 lalu, Negeri Tirai Bambu itu telah memproduksi 28 juta mobil dan hampir dari sepertiga dari total global. Volvo yang merupakan produsen mobil asal China, mengatakan bahwa seluruh model barunya akan memakai mesin dengan tenaga listrik di tahun 2019 mendatang.
Sementara untuk perusahaan induk Geely berencana untuk memasarkan satu juta mobil listrik di tahun 2025. China sendiri berkeinginan mobil bertenaga listrik dan juga hibrida masak dalam seperlima dari penjualan kendaraannya tahun 2025 nanti.
Hal itu mengharuskan China untuk meningkatkan penjualan dari mobil listrik dan hibrida dari 8 persen menjadi 12 persen di 2025.
Xin memprediksi perusahaan tersebut dapat menciptakan 'masa-masa penuh gejolak' dalam industri tersebut. Tentu dengan adanya pergeseran ini, maka permintaan minyak di China akan sangat berdampak. Saat ini, negara tersebut menjadi salah satu konsumen minyak terbesar menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat. - Tangkas Online
EmoticonEmoticon